Mineral Non Silikat adalah kelompok mineral yang
unsur pembentuknya bukan dari Silica. Beberapa mineral sebagian besar tidak
mengandung kombinasi Silicon dan Oksigen, seperti yang mineral silikat lakukan.
Kelompok mineral, yang disebut nonsilicates, yang ditemukan hanya 8% dari kerak
bumi. Mineral Non Silicate termasuk sumber daya yang sangat berharga bagi
manusia, seperti emas logam mulia, perak, dan platinum, logam yang berguna
seperti besi, aluminium dan timah, dan permata berlian dan ruby. Secara garis
besar hampir semua jenis mineral ini mempunyai komposisi kimia yang sederhana
berupa unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau oksida
(bila unsur logam bersenyawa dengan oksigen). Native element seperti tembaga,
perak atau emas agak jarang terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak jarang
ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif terkonsentrasi dalam urat
(Vein) dengan cukup besar. Mineral Non Silikat dipisahkan ke dalam
kelas berikut:
1. Elemen asli
- elemen pribumi, seperti Gold, Platinum, atau tembaga, tidak digabungkan
dengan unsur-unsur lainnya. Digunakan dalam perhiasan, koin dan elektronik.
2. Karbonat
- Elemen karbonat mengandung kombinasi Karbon dan Oksigen dan merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-,
dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium
karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan
susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Carbonat terbentuk pada lingkungan
laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah
evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan
stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat
(BO3).Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam
dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3).
Beberapa contoh mineral yang
termasuk kedalam golongan kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2,
calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3).
Gambar Mineral Karbonat
3. Oksida
dan Hidroksida– Merupakan elemen yang terbentuk
ketika ion oksigen bermuatan negatif menggabungkan dengan ion logam yang
positif, seperti Besi. Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang
terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus
hidroksil hidroksida (OH atau H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat
persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih
sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral
lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang
paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium.
Beberapa mineral oksida yang paling umum ditemui adalah “es” (H2O), korondum
(Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2). Seperti halnya mineral Oksida,
mineral Hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur
tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait
dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida,
unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral
hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite (Fe2O3.H2O). Beberapa contoh
termasuk hematit, korundum, aluminium dan magnetit. Digunakan di bagian pesawat
dan amplas.
Gambar mineral Oksida
dan Hidroksida
4. Halida
- Halida terbentuk ketika halogen seperti klorin, yodium Fluorin, atau
menggabungkan Brom dengan unsur-unsur lain seperti Kalsium, Sodium, atau
Kalium. Beberapa contoh adalah fluorit atau klorit. Digunakan untuk bahan kimia
dan deterjen.
5. Sulfida
- mineral sulfida atau yang biasa
dikenal dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur
tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam
(metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah
gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang
bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi
oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi
dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya
dikenal dengan proses alterasi mineral dengan sifat pembentukannya sangat
terkait dengan hidrotermal (air panas). Mineral jenis sulfida ini juga termasuk
golongan mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral
sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi ini dikarenakan oleh unsure
pembentuknya berupa logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides
tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.Beberapa
penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya
umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan
yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat
logam.Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3),
Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan
termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides,
bismuthinides dan juga sulfosalt.unsur sulfida, seperti kalkosit dan galena,
Sulfur mengandung dikombinasikan dengan satu atau lebih unsur logam. Umumnya
digunakan untuk membuat baterai dan elektronik.
Gambar Mineral Sulfida
6.
Sulfat
- Sulfat terbentuk ketika ion Sulfur gudang elektron dan obligasi dengan
Oksigen, dan kemudian obligasi dengan satu atau lebih unsur logam. Sulfat
terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan
anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah
evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan
menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat
termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti
sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan
anion-anionnya masing-masing.Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas
ini adalah anhydrite (calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium
sulfate), dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya
mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral
tungstate. Contohnya adalah gipsum, digunakan untuk membuat sheetrock dan semen.
Minearal Sulfat
Mineral Nonsilicate tidak hampir sama
umum sebagai mineral silikat, namun mereka adalah bagian besar dari kehidupan
kita sehari-hari. Karena mineral ini sangat penting untuk manusia, kita perlu
menggunakannya dengan hati-hati. Banyak dari mineral dapat digunakan kembali
atau didaur ulang menjadi produk baru daripada harus diekstraksi dari tanah.